Ugh…
Yu Ri sungguh merepotkan, dia ‘kan bisa mengerjakan PR itu dengan teman-temannya
dari kelas lain, kenapa dia malah menyulitkanku dengan meminta bantuan namja
bermarga Cho itu. Jantungku berdegup kencang saat aku berdiri di depan pintu
rumah namja itu. berulang kali jariku bergerak ke arah bel namun berulang kali
pula tanganku yang sebelah menghentikannya.
Argh…
aku tidak berani, andai pertemuan pertamaku dengan Cho Kyuhyun baik-baik saja,
tak perlu ada acar tabrakan, pasti aku tidak secanggung ini.
“Apa
yang kau lakukan?” seseorang menegurku dari belakang. Aku berbalik dan kudapati
Kyuhyun sedang menenteng belanjaan bersama ummanya.
“Eun
Hye… ada apa?” sapa ummanya lembut.
“Uhm…
aku, aku, aku,” astaga kenapa harus terbata-bata begini?
“Kau
kenapa?” tanya namja itu kesal. Ummanya menyikutnya pelan,
“Aku
mau minta tolong padamu…” jawabku lancar setelah dibentak olehnya.
Syukurlah
dia menyanggupi untuk membantuku, itu pun jujur kuakui, kalau bukan ummanya
yang juga ikut membujuk, mungkin dia tidak akan meluluskan permintaanku. Tepat
jam lima Yuri datang dengan penampilan yang modis, gadis ini mau belajar atau
fashion show di rumah Kyuhyun? Yup… namja itu bersedia membantu asal kami
mengerjakan tugas di rumahnya.
“…
nah bila telah menemukan berapa panjang rusuknya, maka akan mudah menghitung
keliling maupun luas perseginya…” Kyuhyun menjelaskan penyelesaian soal
pertama.
“Kyuhyun-ssi…
bagaimana kau bisa mahir dalam matematika?” tanya Yu Ri.
“Mungkin
karena aku sering belajar…” jawabnya tersenyum. Aku manyun melihatnya, kalau
bersama orang lain kenapa dia begitu ramah, berbeda sekali kalau dia berhadapan
denganku.
“Kyuhyun…
bagaimana dengan soal kedua?” tanyaku mencoba mencari perhatian.
“Tentukan
dulu akar dari kedua rusuk kemudian bandingkan dengan sudut yang menjadi proyeksinya…”
“Kyuhyun-ssi…
apa yang kau lakukan kalau sedang suntuk? Rumahmu sangat nyaman, apa kau hanya
bersantai?” tanya Yu Ri lagi. Aku mendecak kesal pada gadis itu, dia mau
belajar atau mewawancari Kyuhyun?
“Biasanya
aku hanya main game atau bermain bersama anak anjing Noonaku!” jawab namja itu.
Huh… terlihat jelas kalau dia mulai kesal pada Yu Ri namun masih ditahannya.
Kalau aku yang berbuat demikian, pasti aku sudah disemburnya.
Hari
sudah semakin gelap, saatnya Yu Ri pulang dan yang membuatku tenang adalah
PR-ku yang sudah selesai. Aku dan Kyuhyun menemani Yu Ri menunggu jemputannya,
“Anyeong
Kyuhyun-ssi, gomawoyeo sudah membantuku mengerjakan PR!” seru Yu Ri dari dalam
mobil saat jemputannya tiba.
“Nde…
cheonma!” jawab namja itu. Huh… apanya yang mengerjakan PR, dia hanya menyalin
pekerjaanku karena dia sibuk ngobrol dengan Kyuhyun, gerutuku dalam hati.
Keadaan menjadi hening saat jemputan Yu Ri menghilang di persimpangan, aku jadi
kikuk.
“Kau…”
Kyuhyun mulai bicara padaku. “Jangan minta tolong lagi padaku. Aku tidak suka
siswi seperti kalian yang beralasan belajar namun hanya membuat keributan di
rumahku!” Kyuhyun lalu masuk dan menutup gerbang halamannya. Tunggu… kami? Apa
kau tidak salah? Yang ribut adalah Yu Ri bukan aku!
Dengan
perasaan jengkel aku ke sekolah, semoga saja kalau masuk ke kelas aku masih dapat
mengontrol emosiku untuk tidak memarahi gadis yang bernama Kwon Yu Ri itu. Dia
hanya menyalin PR-ku kemarin dan aku juga harus kena teguran Kyuhyun karena
perbuatannya.
“Benar
Yu Ri ke rumah anak baru itu kemarin?” tanya Yeon Hee saat aku baru saja duduk
di bangkuku. Kukepalkan tanganku menahan emosi, gadis yang bernama Yu Ri itu
benar-benar menyebalkan, ternyata dia sudah bercerita ke teman-teman yang lain
tentang masalah ini.
“Bisa
kutebak, dia pasti berbuat masalah. Dari wajahmu terlihat jelas kalau kau
kesal!” tambah Sun Young.
“Aku
kena marah dari Kyuhyun gara-gara Yu Ri hanya datang berceloteh ini-itu,
bertanya hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran! Kalian tahu Kyuhyun
bilang apa saat dia pulang? Dia bilang kami ini membuat keributan di rumahnya,
dia bilang kami, apa dia tidak sadar kalau yang ribut hanya Yu Ri!”
“Sikapnya
wajar bila menyalahkan kalian berdua, ‘kan kau yang membawa Yu Ri ke rumahnya.
Tentu saja kau juga yang harus bertanggung jawab atas ulahnya!” balas Sun
Young.
“Kenapa
harus aku?” aku jadi tidak paham.
“Memang
harus seperti itu, setidaknya kau harus minta maaf atas perbuatan Yu Ri, itu
sebagai bentuk pertanggung jawabanmu terhadap sikap temanmu! Apa kau sudah
minta maaf?” tanya Yeon Hee. Aku menggeleng…
“Hm…
pantas dia marah!” ucap mereka berbarengan.
Sore
ini kuberanikan diriku sekali lagi datang ke rumah tetanggaku itu. Apa yang
dikatakan dua sahabatku di sekolah tadi ada benarnya juga. Sebagai permintaan
maafku, aku sudah membuat pudding untuknya, semoga saja dia suka.
“Wah…
Kyuhyun ke taman mengajak Choco bermain!” ucap ummanya saat aku tiba di
rumahnya. Yah… mau bagaimana lagi, aku harus menyusulnya. Kupinjam sepeda Ye
Sung Oppa dan bergegas kukayuh ke arah taman. Sepedaku melaju kencang dan aku
sangat menikmati, sudah lama aku tidak bersepeda. Tiba-tiba saja seekor anak
anjing melintas dan aku tak dapat menjaga keseimbanganku. Brukkk… aku terjatuh
dan melindas anak anjing itu. anak anjing itu meraung kesakitan di tepi jalan.
“Choco…!”
sang pemilik datang dan segera menghampiri anjingnya. Astaga… anjing itu
ternyata milik Kyuhyun! Akhirnya kami bergegas membawa Choco ke klinik hewan.
Di
ruang tunggu Kyuhyun hanya diam, Choco masih ditangani oleh dokter hewan. Meski
cuma diam, aku tahu justru dia sangat marah. Akh… kenapa aku selalu membuat
ulah padanya, belum sempat minta maaf untuk masalah Yu Ri, sekarang aku melukai
anjingnya.
“Kyuhyun…”
ucapku pelan, “Maafkan aku. Aku tidak sengaja,” Kyuhyun masih tetap diam, aku
jadi semakin bersalah. Tidak berapa lama kemudian dokter keluar bersama Choco
dalam gendongannya.
“Tulang
kakinya retak, mungkin butuh waktu sebulan untuk penyembuhan. Lukanya sudah
kujahit jadi kalian bisa membawanya pulang!” ucap dokter itu.
“Terima
kasih dokter…” Kyuhyun mengambil Choco dan pergi begitu saja, dia pergi tanpa
menghiraukan aku.
Wajahku
semakin murung di sekolah, bukannya masalahku berkurang justru kali ini
bertambah. Bagaimana mungkin aku dapat akrab dengan tetanggaku itu kalau aku
selalu berbuat masalah padanya. Sun Young dan Yeon Hee jadi ikutan sedih
melihatku.
“Jangan
menangis… semua akan baik-baik saja!” namja itu datang dan mengelus kepalaku.
“Bagaimana
mungkin akan baik-baik saja sementara kau marah padaku!”
“Aku
tak pernah marah padamu!”
“Eun
Hye…”
“Jung
Eun Hye ayo bangun!” kesadaranku kembali saat kurasakan seseorang mengguncang
tubuhku. Ha… aku ketiduran, buru-buru kurapikan seragamku dan mengamati
sekelilingku.
“Apa
lagi yang kau lihat? Semua sudah pulang!” seru Yeon Hee.
“Aku
ketiduran!” pekikku tidak percaya, bagaimana dengan pelajaranku tadi?
“Nde…
kau memang ketiduran. Untung saja Siwon Songsaenim percaya saat aku bilang kau
sedang tidak enak badan!” cerocos Sun Young.
“Jeongmal?
Gomawo chingudeul,” kupeluk kedua sahabatku itu.
Aku
dan kedua sahabatku
berbarengan pulang, saat di gerbang kulihat Kyuhyun juga baru pulang. Dia
sendirian, yup… kali ini hanya sendiri, biasanya dia dikelilingi banyak yeoja. Entah
untuk menemaninya ngobrol atau yang sedang cari perhatian padanya. Dia cukup
popular di sekolah, bahkan menyaingi Jin Ki.
“Itu
Kyuhyun, pergilah bicara dengannya,” sikut Sun Young padaku.
“Iya,
kebetulan dia sendiri. Apalagi jalan pulang kalian searah!” tambah Yeon Hee.
“Ta,
ta, tapi…”
“Tunggu
apa lagi, kesempatan seperti ini tidak selalu datang,” desak Sun Young. Aku pun
memberanikan diri mengikuti saran mereka.
“Hwaiting!”
seru mereka. Dengan perasaan yang campur aduk kucoba untuk mendekati tetanggaku
itu.
“Kyuhyun…!”
panggilku, dia pun menoleh.
“Kau
tidak pulang bersama kawan-kawanmu?” tanyanya.
“Tidak,
mereka sudah pergi duluan,” jawabku. Kami pun beriringan menelusuri trotoar
jalan. “Ehm… bagaimana keadaan Choco?” tanyaku gugup.
“Dia
kebanyakan berbaring, dia tidak leluasa bergerak dengan kaki yang sakit.”
“Jeongmal
mianhe, aku tidak sengaja menabraknya. Tiba-tiba saja dia melintas hingga aku
kehilangan keseimbangan… aku benar-benar menyesal,” ucapku.
“…” Kyuhyun hanya diam, kenapa dia tidak
merespon? Apa dia benar-benar marah?
“Kalau
kau marah, aku rela kau memukul kakiku untuk membalas perbuatanku pada Choco!”
ucapku pasrah.
“Kau
bicara apa? Kakimu dan kakinya Choco tidak sebanding. Mana boleh menyamakan
kakimu dengan kaki anjing. Tak perlu khawatir, Choco memang selalu ceroboh bila
di jalan, mungkin karena terlalu aktiv makanya dia tidak bisa diam. Aku cukup
bersyukur, kali ini dia bisa lebih banyak beristirahat dan tidak banyak main,”
“…”
aku terdiam, kupikir dia akan menyemburku seperti biasanya.
“Bagaimana
lututmu?” tanyanya kemudian. Kulirik lututku yang sempat lecet kemarin saat aku
terjatuh karena menabrak Choco. “Kemarin kau sudah tidak ada di klinik hewan
saat aku kembali membelikan obat merah,”
“Kau
pergi membeli obat merah?” tanyaku meyakinkan. Jadi saat dia meninggalkanku di
klinik ternyata dia pergi membeli obat merah? Kupikir dia langsung pulang
karena kesal. “Lututku baik-baik saja, hanya lecet. Dibanding kakinya Choco,
aku masih lebih beruntung.”
“Itu
busnya, ayo naik!” dia mengalihkan pembicaraan saat bus jurusan rumah kami
datang. Kami duduk bersebelahan, sepanjang jalan dia hanya diam. Kupandang dia dari
samping, lekukan wajahnya benar-benar indah, benar-benar mirip dengan namja di
dalam mimpiku. Cho Kyuhyun… benarkah dia adalah kau?
~~~
“Permisi!”
seruku kencang di depan pintu rumah tetanggaku. Beberapa saat kemudian pintu
terbuka, terlihat wajah manis Kyuhyun yang sepertinya kebingungan.
“Kau
sendirian ‘kan?” dia melihat sekeliling seakan memastikan aku memang sendiri.
“Masuklah!”
perintahnya.
“Wah…
tidak ada orang ya, sepi sekali!” tegurku.
“Apa
aku bukan orang?” tanya Kyuhyun ketus.
“Hehe…
he… Maksudku… tidak ada yang lain selain kau?”
“Tidak
ada! Umma dan Noonaku ke Gwangju menghadiri pernikahan sepupuku sementara
ahjumma sakit dan hari ini tidak masuk kerja,” jelas namja itu. Aku mendekati
Choco dan memberinya snack anjing yang memang sengaja kubawa untuknya.
“Lalu
kau mau minta tolong apa?” tanyaku, aku cukup kaget saat dia menelpon ke
rumahku dan memintaku datang untuk menolongnya.
“Aku…
aku…” dia jadi gugup. Aku menunggu jawabannya penuh heran, “Kau bisa membuat
ramyeon ‘kan? Tolong buatkan untukku!” ucapnya cepat. Ha…?
Cckkk…
baru kali ini aku bertemu orang yang bahkan menyeduh mie instan pun tidak bisa.
Ternyata di balik kejeniusan otaknya, dia juga punya kekurangan. Menurut
ceritanya, dia pernah membuat ramyeon dan noona-nya bilang apakah dia mau
membuat Sungai Han baru? Ccckk… maksudnya dia memberi terlalu banyak kuah
hingga ramyeonnya benar-benar tawar. Cho Kyuhyun… kutemukan satu rahasiamu, aku
jadi penasaran pada namja ini, pasti dia menyimpan banyak rahasia selain tidak
dapat membuat ramyeon. Haha…haha…
Mood-ku
di sekolah telah membaik, mungkin karena masalahku dengan Kyuhyun telah
selesai. Sun Young dan Yeon Hee juga terlihat lega, mereka memang teman yang
baik. Usai mengumpulkan tugas matematika di ruang guru, aku kembali ke kelas
melewati ruang musik. Sepertinya ruang musik sedang dipakai sebab terdengar
alunan nada piano. Tidak berapa lama kemudian terdengar nyanyian dari suara
merdu seseorang.
Yuhngwuhnhi
idaero jamdeulgi baraedo
Yuhjuhnhi
geunyuhro ggaeuhnado…
Dashineun
kkoomkkoji anhkireul baraedo
Oneuldo
geunyuhro naneun jami deul tende
Oneul
geudael dashi bol sooman iddamyuhn
Geurul
soo iddamyuhn doraomyuhn…
Hanbuhnman
ne gyuhte jamdeul soo iddamyuhn
Geuruhl
soo iddamyuhn
Geudaero
ggaeji anhko shipuh
Jamideul
soo iddamyuhn…
Aku
tertegun, tubuhku gemetar hebat. Lagu itu, suara itu, kenapa benar-benar sama
dengan yang kudengar di dalam mimpiku. Saat aku mengintip ke dalam, aku lebih
kaget lagi, Cho Kyuhyun… dia yang sedang bernyanyi. Aku masih berdiri shock di
samping pintu dan tidak menyadari kalau kelas yang memakai ruang musik telah
keluar.
“Kau
kenapa?” tegur seseorang, kesadaranku kembali saat kulihat Kyuhyun berdiri di
depanku.
“Oh…
Eun Hye!” Jin Ki juga ikut menyapaku,
“Barusan
kau yang menyanyi?” tanyaku pada Kyuhyun. Dia mengangguk mengiyakan. “Dari mana
kau mendapatkan lagu itu? Kenapa kau bisa menyanyikan lagu yang sama dengannya?
Bahkan suaramu pun persis dengan suaranya?”
“Kau
ini bicara apa?” Kyuhyun jadi bingung.
“Kau
siapa sebenarnya? Kenapa kau begitu mirip dengannya?” kupegang tangannya.
“Jung
Eun Hye… kau baik-baik saja ‘kan?” Kyuhyun menepis tanganku. Kulihat tatapan
Jin Ki yang penuh kekecewaan.
Aku
berjalan lesu sepulang sekolah. Apa yang kulakukan di ruang musik tadi telah
mempermalukan diriku di hadapan Kyuhyun. Tapi bagaimanapun, apa yang kulakukan
itu sudah sewajarnya bagi orang yang mengalami masalah seperti itu. Huf… apakah
masalah yang kuhadapi ini akan berakhir? Kapan? Plukkkk… kurasakan ada sesuatu
yang menimpa kepalaku,
“Kau
sudah baikan sekarang?” tanya Kyuhyun yang tiba-tiba muncul di sampingku. Dia
yang baru saja memukul kepalaku dengan gulungan kertas yang dia bawa.
“Baikan
bagaimana?” tanyaku.
“Tadi
di ruang musik kau seperti orang yang lupa ingatan. Apa maksudnya kau bertanya
siapa aku sebenarnya?”
“…”
aku bungkam. Benar, tadi aku seperti orang gila bertanya seperti itu padamu.
“Apa
maksudmu aku mirip dengan namja ini?” dia membuka gulungan kertas yang tadi dia
gunakan memukul kepalaku. Ha… sketsa buatanku! Baru saja aku ingin
mengambilnya, namja itu langsung menjauhkan kertas itu.
“Kembalikan
padaku! Itu bukan milikmu ‘kan?” protesku.
“Jawab
dulu pertanyaanku. Kalau kau sudah menjawabnya maka akan kupertimbangkan untuk
mengembalikan kertas ini padamu!”
“Yang
jelas sketsa itu bukan dirimu!”
“Makanya
aku ingin kau menjelaskan siapa namja ini. Apa namja ini yang kau bilang mirip
denganku?”
“Hanya
wajahmu yang mirip!”
“Tapi
tadi di sekolah kau bilang suara kami juga sama!” ucap Kyuhyun, aku tercekat.
“Bahkan kau bilang kami menyanyikan lagu yang sama juga!”
“Gawat… bagaimana mungkin aku
menceritakan tentang mimpi-mimpiku padanya!” jeritku dalam hati.
“Kenapa
kau diam?” desaknya.
“Aku
tidak bisa cerita, maaf!” aku mempercepat langkahku hingga meninggalkan dia
yang terdiam memandangku. Grebbb, dia menarik tanganku menjauh dari arah halte.
“Yaak… kau mau apa?” aku jadi kaget.
“Ikut
denganku!” ucapnya,
“Yaak…
kita mau ke mana?”
Aku
tercengang melihat ke mana Kyuhyun membawaku, taman bermain? Dia mengajakku
main ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, dan berbagai mainan anak-anak yang
lain.
To be
continued . . .
No comments:
Post a Comment