Friday 26 February 2016

FF - Flower + Guys Season 2 (Part 1)

Note : This story is inspirated from Manga Best Seller Hanayori Dango
Yey... I'm back again with new season of my story. Please enjoy and don't forget to leave comment ^^





Seperti mimpi, semua masalahku hilang dalam sehari. Aku mendapatkan Siwon dan Sungyeon kembali padaku, begitupun Sungmin yang kembali menerimaku. Meski aku tak tahu kapan Oppaku juga kembali, namun aku percaya dia tak akan selamanya meninggalkanku. Tak terasa kami telah memasuki tahap akhir pendidikan kami di Neul Paran dan sebentar lagi kami akan menjadi mahasiswa. Untunglah Sungyeon dan Donghae lulus ujian masuk Universitas Sung Gong Hoe, sementara Flower Guys, tak perlu khawatir pada mereka. Kami berlima masih dapat berkumpul bersama lagi, aku sungguh bahagia.
“Apa kau tidak merasa akhir-akhir ini Sungmin Hyung dan Sungyeon jadi dekat?” tegur Siwon padaku saat kami sedang bersantai sebab tidak ada perkuliahan.
“Wajar ‘kan kalau mereka dekat, soalnya mereka sekelas!” balasku, ya… Sungmin dan Sungyeon mengambil jurusan design grafik; Siwon mengambil jurusan bisnis; aku dan Kyuhyun jurusan sains; sementara Donghae jurusan seni.
“Maksudku tidah hanya dekat karena sekelas… mereka jadi lebih akrab dan…”
“Maksudnya mereka saling suka?” tanyaku heran, “Siwon-ssi… bukannya Sungmin-ssi itu…” aku tak kuat kalau harus mengeluarkan kata ‘gay’ dari mulutku.
“Ya… aku tahu, makanya aku heran. Kuharap Sungyeon dapat membantu Hyung-ku kembali ke jalan yang benar!” balas Siwon, keningku berkerut, memangnya Sungmin tersesat selama ini?
“Yaak… aku ‘kan sudah bilang garis diagonal itu tidak perlu dimasukkan. Memangnya apa arti garis itu? Merusak konstruksi desain saja!” bentak Sungyeon yang mengekor di belakang Sungmin.
“Garis diagonal itu nanti akan dijadikan rangka lampu, kenapa sih kau tidak mengerti juga?” balas Sungmin yang langsung duduk begitu tiba di meja kami. Tanpa permisi dia langsung menyeruput minuman Siwon. Aku dan Siwon terbengong melihat tingkah mereka yang sepertinya tidak bisa akur.
“Pokoknya aku tidak ingin melihat garis itu, hapus!” putus Sungyeon,
“Heh… enak saja. Memangnya kau pikir siapa ketua kelompok?” protes Sungmin,
“Jangan kira kalau kau ketua lantas kau dapat bertindak sesuka hatimu. Aku anggota namun aku juga berhak bersuara! Aku tidak mau kelompokku kalah hanya karena ketuanya tidak becus!”
“Mwo???? Kau bilang aku tidak becus? Aku bahkan sampai tidak tidur untuk merekonstruksi gambarmu yang berantakan itu!”
“Berantakan?” errrr, Sungyeon panas. Dia langsung mengambil minumanku dan menghabiskannya. “Baiklah kalau kau menolak menghapusnya, aku yang akan menghapus!” Sungyeon bergegas ke suatu arah sedangkan Sungmin melotot dan akhirnya mengejar sahabatku itu.
“Ehm… apa itu yang kau maksud akrab?” tanyaku agak ragu, Siwon speechless. Dari jauh kami melihat Kyuhyun yang sedang merayu dosen cantik, wah… sepertinya anak itu tidak berubah sedikitpun.
“Dia kenapa?” tanya Siwon, aku yakin dia bertanya tentang Dongsaengnya,
“Dia tidak mengerjakan analisis kasus mikro yang ditugaskan minggu lalu…”
“Dia pasti keasikan bermain PSP-nya!”
“Tidak, dia bilang dia sengaja sebab ingin menggoda Miss. Lee!” jawabku, Siwon geleng-geleng kepala.
Yah, begitulah kehidupan baruku di universitas. Teman-temanku sama sekali tidak berubah, mereka masih cute dan polos seperti saat masih di Neul Paran. Oh ya, aku lupa Donghae, dia semakin aktif di sanggar tari sesuai jurusan yang dia pilih. Kuharap dia segera mendapat gadis yang cocok untuknya sebab jurusan seni merupakan jurusan dengan mahasiswi terbanyak, termasuk Jessica. Yah… dia dan Donghae berada di jurusan yang sama namun kelas berbeda. Sedangkan Eunjeong dan Jaekyeong memilih jurusan bisnis seperti Siwon, entah karena mereka memang berminat di jurusan itu atau semata-mata dapat melihat Siwon lebih sering.
Aku dan Siwon menghabiskan sore di tepi Sungai Han sambil menunggu matahari terbenam. Kutatap langit yang perlahan terlihat sendu, bagaimana keadaan Oppa-ku di Dongdi? Apa dia makan dengan baik? Apakah dia tidur dengan nyenyak? Dan apa dia sudah mendapat teman? Aku benar-benar merindukannya, aku ingin bertemu, aku ingin melihatnya meski hanya sejenak. Sayang dia masih menolakku, setiap menelpon ke rumah, dia hanya ingin bicara dengan Omma, Appa, dan Jongjin Oppa, sementara aku hanya dapat mendengar suara merdunya dari loudspeaker ponsel. Orang tuaku sampai sekarang belum tahu alasan mengapa Oppa pindah ke Dongdi, kurasa mereka memang tidak boleh tahu, Jongjin Oppa juga meminta agar aku tutup mulut.
***
Aku dan Kyuhyun sedang bersantai membaca buku-buku fiksi ilmiah di taman kampus saat Sungyeon menghampiri kami.
“Apa Sungmin sakit?” tanyanya pada Kyuhyun, si magnae menggeleng heran, dia tidak tahu pasti namun menurutnya Hyung-nya baik-baik saja.
“Memangnya kenapa?” tanyaku.
“Sepanjang perkuliahan tadi dia hanya diam, biasanya dia paling cerewet bila membahas mengenai desain!” keluh Sungyeon.
“Saat aku menjemputnya, Hyung terlihat biasa saja. Memang sih dia agak murung tapi yang jelas tidak pucat!”
“Apa dia ada masalah?” tanya Sungyeon.
“Em…” si playboy nampak sedang berpikir, “Tidak kok!” lanjutnya. “Ada apa ini? Kenapa kau tanya-tanya tentang Hyung? Apa kau mulai perhatian padanya?” penyakit jahil Kyuhyun kumat lagi, dia memandang Sungyeon dengan nakal.
“Yaak, apa salah kalau aku bertanya tentangnya?” sungut sahabatku.
“Tidak sih, hanya saja aneh… biasanya sering bertengkar tapi sekarang malah khawatir padanya!” ledek si magnae. Aku tersenyum melihat wajah Sungyeon yang memerah.
“Aku… aku… hanya merasa hambar saja, sehari tidak bertengkar dengannya seperti ada yang hilang. Adrenalinku mesti istirahat ya sekarang?”
“Jiah… alasan!” Kyuhyun tidak mau kalah,
“Yaak, Hyung-mu itu adalah orang yang paling menyebalkan di dunia, kau pikir aku bisa tertarik padanya?” bentak sahabatku. “Lagian dia ‘kan…” ucapan Sungyeon terhenti. Aku sampai was-was, kupikir dia akan ceplas-ceplos seperti biasanya mengenai keadaan Sungmin.
“Oh… itu Sungmin-ssi!” ucapku saat melihat Sungmin di dekat gerbang.
“Mau ke mana dia, apa dia mau bolos? Kami ‘kan masih ada kelas!” cerocos Sungyeon. Mata kami membulat saat sebuah sedan hitam berhenti di depannya dan beberapa pria mirip gangster memaksanya masuk.
“Sungmin diculikkkkk!!!” teriak Sungyeon bersamaan dengan kalang kabutnya aku dan Kyuhyun.  

Beberapa menit kemudian Siwon datang setelah menerima pesan dariku, dia segera menghampiri kami yang sungguh tidak tahu mesti berbuat apa.
“Jelaskan dulu kronologisnya!” perintah Siwon sesaat setelah tiba.
“Kami sedang berbincang-bincang di taman kemudian kami melihat Sungmin Hyung di parkiran. Awalnya kami pikir dia akan pulang, namun tiba-tiba sebuah sedan hitam berhenti di depannya. Beberapa pria menyeramkan keluar dan memaksanya masuk ke mobil!” jelas Kyuhyun.
“Apa yang harus kita lakukan? Ponselnya pun tidak diangkat!” tanyaku panik,
“Telepon polisi saja!” sela Sungyeon,
“Polisi tidak akan memproses kasusnya kalau belum sampai 24 jam!” balas Siwon.
“Lalu apa yang akan kita lakukan? Bagaimana kalau Sungmin diapa-apakan? Bagaimana kalau dia dimutilasi?” Sungyeon sangat panik.
“Yeon~a… jangan sembarangan!” aku menegur sahabatku.
“Apa kau tidak ingat wajah orang-orang itu? Mereka mirip yakuza! Pasti mereka tidak akan segan menyakiti tawanannya!” sahabatku tak mau kalah.
“Yakuza?” tanya Siwon,
“Iya… mereka seperti yang di film-film. Memangnya ada apa sampai Sungmin berurusan dengan orang-orang itu?” seru Sungyeon.
“Ayo ikut aku!” perintah Siwon.
“Kita mau ke mana Hyung?” tanya Kyuhyun bingung.
“Menemukan Sungmin Hyung!” jawab Siwon. Aku, Kyuhyun, dan Sungyeon saling berpandangan heran namun tetap menuruti perintah Siwon.

“Siwon-ssi apa kau tahu di mana Sungmin-ssi?” tanyaku saat kami dalam perjalanan, entah Siwon akan membawa kami ke mana.
“Hyung apa kau punya gambaran?” tanya Kyuhyun.
“Kemarin Sungmin Hyung menemuiku, dia mengeluh katanya Kang In Hyung sudah pulang dari Jepang.”
“Haa…? Wah… gawat, jadi menurutmu Kang In Hyung melakukan semua ini?” tanya Kyuhyun kaget. Siwon mengangguk dan tetap serius mengendarai Audy putih-nya.
“Siapa Kang In itu?” tanya Sungyeon,
“Dia putra pertama Keluarga Lee. Dia orang yang keras bahkan dapat dikatakan dia tidak punya belas kasih. Sungmin Hyung sangat takut padanya, di Jepang dia punya beberapa teman Yakuza, makanya aku langsung kepikiran dia saat kau bilang Sungmin Hyung diculik orang yang mirip yakuza,” jelas Siwon. Aku dan Sungyeon berpandangan ngeri, wah… akan sulit kalau kita berurusan dengan organisasi hitam seperti itu.
“Lalu kenapa Kang In-ssi menculik adiknya?” tanyaku.
“Masalah ini pastinya bukan penculikan, mungkin mereka berseteru hingga ada pemaksaan Kang In Hyung…” jawab Kyuhyun.
“Kang In Hyung tidak suka karena Sungmin Hyung seorang gay!” lanjut Siwon. Aku dan Sungyeon bengong, kuputuskan untuk berhenti bicara saja dan Sungyeon pun begitu.
Kami akhirnya tiba di kediaman Sungmin, rumah apik bergaya Eropa kuno dan wah… besar sekali! Tidak kalah dari rumah milik Siwon. Sayang kami tidak bisa masuk sebab rumah itu berpagar beberapa pengawal mirip yakuza.
“Kami temannya Sungmin, kami ingin bertemu dengannya!” ucap Siwon mencoba ramah di depan salah satu pengawal itu.
“Maaf… Tuan Muda tidak di rumah!” balasnya.
“Benarkah? Tapi aku melihat kau menjemputnya di kampus tadi! Kalau dia tidak di rumah lalu ke mana kau membawanya?” lanjut Siwon. Memangnya kapan kau lihat Sungmin dibawa? Lalu dari mana kau tahu kalau tuan ini yang membawanya?
“Ehm… itu…” si pengawal jadi kikuk, ah… aku paham maksud Siwon! “Tuan muda sedang sibuk, untuk saat ini tidak bisa diganggu!” ucapnya lagi. Wah… tipu muslihat Siwon benar-benar membuat si pengawal ketahuan belangnya.
“Kalau sibuk, untuk apa Sungmin Hyung memanggil kami ke sini? Aku menerima pesannya dan dia meminta kami datang makanya kami datang!” sambung Kyuhyun.
“Kalian mendapat pesan darinya?” pengawal itu agak kaget, “Bagaimana bisa padahal kedua tangannya dipegangi tadi…” bisiknya namun kami masih dapat mendengar.
“Kalau kau tidak percaya, aku akan menelponnya sekarang!” tantang Kyuhyun. Segera dia memencet ponselnya dan beberapa saat tersambung dengan Sungmin. “Hyung… aku sudah ada di depan rumahmu tapi pengawalmu menghadang kami!” ucap si magnae. Seorang pengawal menghapiri temannya itu dan membisikkan sesuatu padanya,
“Baiklah, kalian boleh masuk!” ucap si pengawal yang berdebat dengan kami. Aku dan Sungyeon tersenyum, wah… Siwon dan Kyuhyun hebat, kenapa mereka tidak masuk ke jurusan seni peran seperti Donghae?

Kami disambut oleh kepala pelayan, sepertinya Siwon dan Kyuhyun sudah akrab dengan ahjussi ini, mereka tersenyum ramah padanya.
“Tuan muda ada di ruang tengah, silakan ikut saya!” ucap ahjussi.
“Apa benar Kang In Hyung sudah pulang dari Jepang?” tanya Kyuhyun pada ahjussi.
“Benar Tuan Muda!” jawab ahjussi. Setelah melalui beberapa ruangan, kami akhirnya dipersilakan memasuki sebuah ruangan. Kami tidak melihat siapa-siapa di sini, ke mana Sungmin?
“Kalian apa kabar?” ucap seseorang, seorang pria tinggi dan berbadan tegap, sorot matanya tajam dan menyunggingkan segaris senyum mengerikan.
“Hyung…orenmariya!” sapa Siwon, Kyuhyun juga tersenyum padanya. Jangan-jangan dia yang bernama Kang In?
“Uhm… lama tak bertemu, tak terasa kalian sudah kuliah padahal terakhir kita bertemu kalian baru masuk Neul Paran.”
“Ada urusan apa Hyung kembali ke Korea?” tanya Kyuhyun,
“Wah, pertanyaanmu seperti tidak senang kalau aku kembali ke Korea!” sindirnya.
“Hyung memang hebat, dapat membaca perasaan orang hanya dari mendengar pertanyaannya!” balas Kyuhyun seakan membenarkan tebakan Kang In-ssi.
“Ahm… Hyung, kami ingin bertemu dengan Sungmin Hyung!” Siwon langsung menyela, berani sekali Kyuhyun bilang begitu!
“Sungmin kurang enak badan makanya dia tidak bisa diganggu!” ucap Kang In-ssi. Aduh… di depan mungkin kami bisa mengelabui pengawal-pengawal itu tapi di sini kami berhadapan dengan Kang In, bagaimana caranya kami mengelabuinya? Kami pun pulang tanpa sempat bertemu Sungmin, entah apa yang terjadi pada Sungmin saat ini, kuharap dia baik-baik saja. Tiba-tiba ponsel Kyuhyun berdering,
“Hyung?!!!!” pekik si magnae begitu menekan tombol terima,
“Kalian sudah pulang?” tanyanya, Kyuhyun menggunakan louds speaker.
“Nde, kami dalam perjalanan…”
“Hyung, kau baik-baik saja?” tanya Siwon. “Kang In Hyung bilang kau sedang tidak enak badan,”
“Oh dia bilang begitu ya? Uhm… gwencana, kkochomaseyeo!”
“Sungmin-ssi, apa betul tidak terjadi apa-apa? Kami sempat melihatmu saat di parkiran!” ucapku.
“Oh… Gwansim, nde… gwencana!”
“Yaak… jangan berbohong pada kami!” sela Sungyeon.
“Oh… kau juga ikut micchi yeoja?” Sungmin mengatainya gadis gila.
“Mwo? Miccheo?” Sungyeon berang, “Begini caramu berterima kasih pada orang yang mengkhawatirkanmu?”
“Whahahahaaaa… kau mengkhawatirkanku? Apa kau lupa minum obat?”
“Yaak… jangan besar kepala dulu. Aku tidak ingin kehilangan teman bertengkar yang paling asyik sepertimu!”
“Hahahaha… kalau begitu tunggu aku di kampus besok!”
“Hyung, segera hubungi kami kalau kau butuh bantuan!” sela Kyuhyun.
“Uhm… gomawo!” tutupnya.
***
Kami semua kaget melihat penampilan Sungmin keesokan harinya, wajahnya penuh lebam. Pasti dia dipukul habis-habisan oleh Hyung-nya. Kyuhyun naik darah, mana ada kakak bertindak seperti itu terhadap adiknya, katanya. Sungmin hanya dapat tersenyum perih, mungkin ini memang nasibnya, tandasnya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, Sungmin akan dipindahkan ke Rusia, dia akan diasingkan oleh keluarganya. Aku tahu bagaimana perasaan keluarga Sungmin yang mengetahui kalau dia menyimpang, tapi kalau sampai membuang anak sendiri, ini sangat berlebihan.
“Yaak, micchi yeoja… aku pasti akan merindukanmu! Kalau aku menelponmu untuk bertengkar, kau harus mengangkatnya!” ucapnya pada Sungyeon. Sahabatku itu terlihat muram sepertinya dia tidak senang akan kepergian Sungmin ini.

“Yeon~a…” tegurku saat menghampiri sahabatku yang menyendiri di taman. “Ada apa, apa kau ada masalah?”
“Anio…” ucapnya lirih,
“Tapi yang kulihat tidak seperti itu. Katakanlah, apa kau tidak percaya padaku?”
“…” Sungyeon diam untuk sesaat,
“Apa karena rencana kepergian Sungmin?” tebakku. Dia semakin menekuk wajahnya.
“Aku tak tahu kenapa hatiku jadi sesak saat dia bilang akan pergi, aku takut…”
“Takut?” tanyaku,
“Aku takut kalau aku telah jatuh cinta padanya… apa yang akan terjadi kalau benar aku menyukainya?” mata sahabatku sembab, “Aku seperti kena karma oleh perbuatanku sendiri. Aku sering memarahimu yang masih tetap mencintai Siwon meski Siwon kerap menyakitimu. Kini aku termakan oleh serapahku sendiri, aku jatuh hati pada pria yang selalu bertengkar denganku! Pria yang bila bertemu denganku hanya akan berakhir dengan perdebatan dan saling ejek!” kupeluk Sungyeon yang mulai menangis, “Ini pasti keliru… ya, pasti hanya kekeliruanku. Bukannya aku menyukai Yesung Oppa? Mana mungkin perasaan itu beralih pada Lee Sungmin!”
Aku benar-benar kasihan melihat Sungyeon, kurasa itu wajar, cinta bisa tumbuh karena kedekatan dan kebersamaan. Di antara kami, dia lah yang paling sering menghabiskan banyak waktu bersama Sungmin, entah itu di saat kami sedang berkumpul atau di saat mereka belajar sebab mereka sekelas.
“Apa kita tidak bisa mencegah kepergian Sungmin-ssi? Mungkin saja kita bisa membujuk Kang In-ssi!” ucapku saat aku dan yang lain berkumpul.
“Kalau kau bernegosiasi dengan Kang In Hyung, sama saja kau bernegosiasi dengan batu!” balas Kyuhyun.
“Jadi kita tinggal diam saja?” desakku,
“Tentu tidak, kita tidak boleh membiarkan Kang In Hyung seenaknya begini. Tapi kita tidak tahu harus melakukan apa?!” Siwon menggerutu. Ponsel Siwon tiba-tiba bergetar, sepertinya ada panggilan masuk.
“Nde, Hyung?” ucap Siwon setelah menerima panggilannya. “Mwo? Sekarang?” Siwon tiba-tiba berteriak kaget, aku dan Kyuhyun hanya melotot melihatnya. “Nde…” Siwon menutup percakapannya dengan suara lirih.
“Ada apa?” tanyaku.
“Sungmin Hyung sekarang dalam perjalanan ke bandara…” jawabnya, “Dia akan ke Rusia hari ini juga!”
“Mwo????” aku dan si magnae berbarengan memekik.
 “Dia meminta agar kita tidak menemuinya, kita tidak perlu mengantarnya sebab dia tak ingin menangis karena melihat kita!”
“Lalu? Apa kita tinggal diam saja?” tanyaku sedih.
“Tentu tidak, ayo kita ke bandara!!!” ucap Kyuhyun, Siwon pun tersenyum dan segera menarik tanganku menyusul Kyuhyun yang berjalan di depan.

“Tunggu… Sungyeon harus diberitahu!” ucapku. Segera kuraih ponselku dan menghubunginya. Aduh, kenapa tidak aktif? Berkali-kali kuulang namun hasilnya sama. Kemana anak itu? Bagaimana kalau dia tidak dapat melihat Sungmin-ssi untuk terakhir kali?

To be continued ...

No comments:

Post a Comment